Dna Virus Menempel Pada Dna Sel Inang Pada Fase Lisogenik

5 min read Dec 10, 2024
Dna Virus Menempel Pada Dna Sel Inang Pada Fase Lisogenik

Fase Lisogenik: Ketika DNA Virus "Bersembunyi" di dalam DNA Inang

Pada siklus hidup virus, khususnya bakteriofag (virus yang menginfeksi bakteri), terdapat dua fase utama: fase litik dan fase lisogenik. Artikel ini akan fokus pada fase lisogenik, di mana DNA virus tidak langsung menghancurkan sel inang, melainkan mengintegrasikan dirinya ke dalam genom sel inang. Proses ini melibatkan penempelan dan integrasi DNA virus ke dalam DNA sel inang.

<h3>Proses Penempelan dan Integrasi DNA Virus</h3>

Pada fase lisogenik, setelah virus berhasil menginfeksi sel inang, DNA virusnya tidak langsung memulai replikasi dan perakitan partikel virus baru seperti pada fase litik. Sebaliknya, DNA virus akan melakukan integrasi ke dalam genom bakteri. Proses ini melibatkan beberapa langkah kunci:

  • Penempelan (adsorpsi): Virus awalnya menempel pada permukaan sel inang melalui reseptor spesifik pada permukaan sel bakteri. Reseptor ini berinteraksi dengan protein permukaan virus, memungkinkan virus untuk melekat dengan kuat.

  • Penetrasi: Setelah menempel, materi genetik virus (DNA atau RNA) memasuki sitoplasma sel inang. Pada bakteriofag, ini seringkali melibatkan mekanisme injeksi, di mana DNA virus disuntikkan ke dalam sel bakteri melalui ekor virus.

  • Integrasi: Ini adalah langkah kunci dalam fase lisogenik. DNA virus, yang kini berada di dalam sitoplasma sel inang, akan berintegrasi ke dalam kromosom bakteri. Integrasi ini difasilitasi oleh enzim yang dikodekan oleh virus, yang seringkali disebut integrase. Integrase mengenali urutan spesifik baik pada DNA virus maupun DNA bakteri, memfasilitasi penyisipan yang tepat. DNA virus yang terintegrasi disebut profag.

  • Replikasi bersama: Profag akan direplikasi bersamaan dengan DNA bakteri setiap kali sel inang bereplikasi. Dengan demikian, setiap sel anak akan mewarisi salinan profag. Virus pada fase ini berada dalam keadaan laten, tidak aktif secara litik.

<h3>Profag dan Induksi</h3>

DNA virus yang terintegrasi sebagai profag tidak aktif secara replikatif dan tidak menghasilkan partikel virus baru. Namun, profag dapat tetap berada dalam keadaan laten untuk waktu yang lama, bahkan beberapa generasi sel inang. Kondisi lingkungan tertentu, seperti radiasi UV, bahan kimia tertentu, atau kekurangan nutrisi, dapat menginduksi profag untuk keluar dari genom bakteri. Proses ini disebut induksi, dan akan memulai siklus litik, di mana virus akan bereplikasi dan menghancurkan sel inang.

<h3>Signifikansi Fase Lisogenik</h3>

Fase lisogenik memiliki beberapa signifikansi penting:

  • Penyebaran gen: Profag dapat mentransfer gen ke sel inang, yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi bakteri. Beberapa gen yang ditransfer bahkan dapat menyebabkan perubahan fenotipik bakteri, seperti peningkatan virulensi.

  • Ketahanan terhadap infeksi: Adanya profag tertentu dapat memberikan ketahanan terhadap infeksi virus lain.

  • Evolusi bakteri: Fase lisogenik berperan penting dalam evolusi bakteri dengan berkontribusi pada pertukaran materi genetik antar bakteri.

Kesimpulan: Fase lisogenik merupakan strategi reproduksi virus yang memungkinkan virus untuk tetap bertahan dan menyebar tanpa langsung menghancurkan sel inang. Integrasi DNA virus ke dalam genom sel inang merupakan langkah kunci dalam fase ini, dan proses ini difasilitasi oleh enzim virus dan interaksi spesifik antara DNA virus dan DNA bakteri. Pemahaman tentang fase lisogenik penting untuk memahami kompleksitas interaksi antara virus dan inangnya.