Contoh Reaksi Pembentukan Kompleks

4 min read Dec 01, 2024
Contoh Reaksi Pembentukan Kompleks

Contoh Reaksi Pembentukan Kompleks

Kimia koordinasi mempelajari pembentukan kompleks, yaitu senyawa yang terbentuk dari ikatan koordinasi antara ion logam (ion pusat) dengan ligan. Ligan adalah spesies yang menyumbangkan pasangan elektron untuk membentuk ikatan koordinasi dengan ion logam. Reaksi pembentukan kompleks melibatkan interaksi antara ion logam dan ligan, menghasilkan kompleks yang memiliki sifat kimia dan fisika yang berbeda dari ion logam dan ligan penyusunnya. Berikut beberapa contoh reaksi pembentukan kompleks:

1. Pembentukan Kompleks Tetraamminekuprat(II)

Reaksi pembentukan kompleks tetraamminekuprat(II), [Cu(NH₃)₄]²⁺, merupakan contoh klasik reaksi pembentukan kompleks. Ion tembaga(II), Cu²⁺, yang berwarna biru, bereaksi dengan amonia, NH₃, membentuk kompleks yang berwarna biru tua. Reaksi dapat ditulis sebagai berikut:

Cu²⁺(aq) + 4NH₃(aq) ⇌ [Cu(NH₃)₄]²⁺(aq)

Pada reaksi ini, empat molekul amonia bertindak sebagai ligan, masing-masing menyumbangkan satu pasangan elektron untuk membentuk ikatan koordinasi dengan ion Cu²⁺. Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, artinya kompleks dapat terurai kembali menjadi ion Cu²⁺ dan amonia. Kesetimbangan ini dapat digeser dengan menambahkan lebih banyak amonia atau dengan menghilangkan produk.

2. Pembentukan Kompleks Heksaakua besi(III)

Ion besi(III), Fe³⁺, bereaksi dengan air membentuk kompleks heksaakua besi(III), [Fe(H₂O)₆]³⁺. Air bertindak sebagai ligan, menyumbangkan pasangan elektron bebas pada atom oksigen. Reaksi dapat ditulis sebagai:

Fe³⁺(aq) + 6H₂O(l) ⇌ [Fe(H₂O)₆]³⁺(aq)

Kompleks ini berwarna kuning pucat. Meskipun air merupakan ligan yang lemah, pembentukan kompleks ini cukup signifikan dalam larutan berair.

3. Pembentukan Kompleks Dikloro bis(etilendiamina) kobalt(III)

Contoh yang lebih kompleks melibatkan ligan bidentat seperti etilendiamina (en). Etilendiamina memiliki dua atom nitrogen yang dapat berikatan dengan ion logam secara simultan, membentuk cincin chelat. Reaksi pembentukan kompleks dikloro bis(etilendiamina) kobalt(III), [CoCl₂(en)₂]⁺, dapat digambarkan sebagai:

Co²⁺(aq) + 2en(aq) + 2Cl⁻(aq) ⇌ [CoCl₂(en)₂]⁺(aq)

Dalam reaksi ini, dua molekul etilendiamina dan dua ion klorida berikatan dengan ion kobalt(II). Struktur kompleks ini memiliki geometri oktahedral.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kompleks

Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan kompleks antara lain:

  • Sifat ion logam: Muatan, ukuran, dan konfigurasi elektron ion logam mempengaruhi kekuatan ikatan koordinasi.
  • Sifat ligan: Kekuatan ligan (kemampuan menyumbangkan pasangan elektron), ukuran, dan jumlah atom donor mempengaruhi stabilitas kompleks.
  • Konsentrasi reaktan: Konsentrasi ion logam dan ligan mempengaruhi posisi kesetimbangan reaksi pembentukan kompleks.
  • pH larutan: pH larutan dapat mempengaruhi protonasi ligan dan selanjutnya mempengaruhi kemampuannya untuk berikatan dengan ion logam.
  • Suhu: Suhu mempengaruhi kesetimbangan reaksi, dan dapat mempengaruhi stabilitas kompleks.

Pemahaman tentang reaksi pembentukan kompleks sangat penting dalam berbagai bidang, termasuk kimia analitik, biokimia, dan katalisis. Studi tentang kompleks memungkinkan pengembangan berbagai aplikasi, seperti pengembangan katalis baru, agen pengkhelat untuk menghilangkan logam berat dari lingkungan, dan pengembangan obat-obatan.

Related Post